Sektor Tambang dan Konsumsi Menguatkan IHSG
Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang menguat da lam perdagangan pekan ini. Analis dari Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, memproyeksi kinerja in deks ditopang dua sektor, yakni pertambangan dan konsumer atau produk konsumsi sehari-hari, termasuk retail. “Per tambangan masih bagus karena masih meningkatnya tren permintaan global,” kata dia kepada media, kemarin.
Untuk sektor konsumer, kata dia, indeks berpeluang mendapatkan sentimen positif dari data ekonomi yang akan dirilis pekan ini. Nafan menyatakan laporan makro-ekonomi, seperti data inflasi dan laporan indeks keyakinan konsumen, akan menjadi penopang pergerakan saham-saham konsumer. Rilis data per ekonomian domestik yang positif diperlukan untuk mendorong pergerakan indeks saham. Pekan lalu, indeks men catatkan hasil positif kendati nilai tukar rupiah mengalami tekanan dari kurs dolar Amerika Serikat.
Laju IHSG mengalami kenaikan 0,83 persen men jadi 6.018,46 dari 5.968,75 pada penutupan akhir pekan lalu. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan 0,79 persen menjadi Rp 6.783,26 triliun dari pekan sebelumnya sebesar Rp 6.729,79 triliun. Sedangkan investor asing yang melakukan aksi jual bersih pada pekan lalu mencapai Rp 1,1 triliun. Sepanjang 2018 (year to date), total jual bersih yang dilakukan oleh investor asing mencapai Rp 50,18 triliun.
Lebih lanjut, Nafan memperkirakan pergerakan IHSG pekan ini di level terendah berada di kisaran 5.966-5.914. Sedangkan di posisi teratas, indeks diprediksi bergerak pada posisi 6.044-6.070. “Ada potensi penguatan pada per gerakan indeks saham,” kata dia. Analis dari LBP Institute, Lucky Bayu, menambahkan, sejak awal tahun sektor tambang bergerak positif.
Ia mengatakan, selain membaiknya harga ko moditas, seperti batu bara, menguatnya mata uang dolar Amerika akan membuat emitenemiten di sektor tambang mengantongi margin pendapatan. “Kenaikan dolar Amerika menjadi angin segar bagi sektor tambang,” kata dia.
Di sektor konsumsi, Lucky memilih berhati-hati. Menurut dia, pelemahan nilai tukar rupiah akan menjadi sentimen negatif bagi sektor konsumsi dan retail. Dia memperkirakan pergerakan indeks saham pada pekan ini untuk level terendah berada di kisaran 5.950, sedangkan pergerakan di level tertinggi IHSG pada posisi 6.075.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi, menambahkan, ken dati nilai tukar rupiah melemah, kondisi pasar modal saat ini masih terlihat bagus. Hal itu bisa dilihat dari masih bergeraknya arus dana masuk ke pasar modal. “Sepekan kemarin dari sisi saham dan obligasi masih ada inflow,” kata Inarno. Ihwal aksi jual yang mencapai Rp 1,1 triliun, Inarno menilai hal itu didorong oleh pelemahan rupiah. Gejolak ekonomi global yang terjadi di Argentina dan Venezuela, menurut dia, menjadi sentimen negatif bagi per gerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.